October 6, 2024
Southgate Tetap Dibully Meski Inggris Juara Grup, Heran Sama Kewarasan Suporter

Southgate Tetap Dibully Meski Inggris Juara Grup, Heran Sama Kewarasan Suporter

Southgate Tetap Dibully Meski Inggris Juara Grup, Heran Sama Kewarasan Suporter – Dalam perkembangan terbaru dari Euro 2024, Gareth Southgate, pelatih tim nasional Inggris, mengungkapkan keheranannya terhadap sikap sebagian suporter The Three Lions.

 

Meski timnya berhasil melaju ke babak 16 besar sebagai juara grup, Southgate masih harus menghadapi cemooh dan kritik dari pendukung tim nasional Inggris. 

 

Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar bagi pelatih yang telah membawa Inggris ke beberapa pencapaian signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

 

Timnas Inggris memastikan kelolosan mereka ke fase knock-out Piala Eropa 2024 dengan status yang cukup membanggakan, yakni sebagai pemenang Grup C. 

 

Kepastian ini diperoleh setelah pertandingan terakhir mereka di fase grup yang berlangsung pada Rabu dini hari, 26 Juni 2024, waktu Indonesia bagian barat. 

 

Dalam laga yang digelar di Stadion RheinEnergieStadion, Koeln, Inggris harus puas bermain LGODEWA imbang tanpa gol melawan Slovenia.

 

Jika dilihat dari statistik pertandingan, The Three Lions sebenarnya tampil sangat dominan atas lawannya. 

 

Tim asuhan Gareth Southgate ini berhasil menguasai jalannya pertandingan dengan penguasaan bola yang mencapai 74 persen. 

 

Angka ini menunjukkan betapa Inggris mendominasi permainan, mengontrol tempo, dan membatasi peluang Slovenia untuk mengembangkan serangan.

 

Dari segi peluang mencetak gol, Inggris juga unggul jauh. Sepanjang 90 menit pertandingan, Harry Kane dan rekan-rekannya berhasil melepaskan 12 tembakan ke arah gawang Slovenia. 

 

Dari jumlah tersebut, 4 di antaranya tepat mengarah ke gawang, memberikan ancaman serius bagi pertahanan lawan. 

 

Di sisi lain, Slovenia hanya mampu menciptakan 4 peluang tembakan, dengan hanya 1 yang berhasil mengarah tepat ke gawang Jordan Pickford.

 

Meski demikian, dominasi Inggris dalam statistik tidak berbuah gol. The Three Lions gagal mengonversi keunggulan mereka menjadi gol kemenangan, sesuatu yang mungkin menjadi sumber kekecewaan bagi para pendukung. 

 

Ketajaman di lini depan yang menjadi masalah klasik timnas Inggris kembali terlihat dalam laga ini, meskipun mereka memiliki deretan penyerang kelas dunia.

 

Namun, terlepas dari ketidakmampuan mereka mencetak gol dalam laga ini, hasil imbang tersebut sudah cukup bagi Inggris untuk mengamankan posisi puncak klasemen Grup C.

 

Jude Bellingham, gelandang muda berbakat yang menjadi motor permainan Inggris, bersama rekan-rekannya, berhasil membawa The Three Lions menyandang predikat sebagai juara grup.

 

Pencapaian ini seharusnya menjadi hal yang positif dan membanggakan, mengingat Grup C juga dihuni oleh beberapa tim kuat Eropa lainnya.

 

Keberhasilan lolos sebagai juara grup memberikan keuntungan tersendiri bagi Inggris. 

 

Selain memastikan tiket ke babak 16 besar, status sebagai juara grup juga memberikan mereka kesempatan untuk menghadapi lawan yang relatif lebih mudah di babak knock-out pertama. 

 

Hal ini tentunya meningkatkan peluang Inggris untuk melangkah lebih jauh dalam turnamen bergengsi ini.

 

Pelatih berusia 53 tahun tersebut mengkritik sikap suporter Inggris. Menurutnya, tidak ada tim lain di turnamen ini yang menerima perlakuan serupa dari pendukung mereka setelah mencapai posisi yang sama.

 

Southgate mengungkapkan pemahaman mengenai narasi yang diarahkan kepadanya, menyebut bahwa hal tersebut lebih baik bagi tim daripada bagi para suporter. 

 

Ia juga mencatat bahwa situasi ini menciptakan atmosfer yang tidak biasa dan menyatakan bahwa belum pernah melihat tim lain yang lolos dan menerima perlakuan serupa.

 

Ia memahami beberapa reaksi yang muncul namun tetap menyebut bahwa ini adalah atmosfer yang aneh bagi mereka. 

 

Southgate juga menyatakan keyakinannya bahwa timnya telah menunjukkan peningkatan dalam penguasaan bola dan menciptakan beberapa peluang bagus.

 

Meskipun masih harus bekerja keras karena kurang mampu melakukan terobosan di depan gawang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *